Mujizat Persahabatan

untuk kalian para SAHABAT-ku, dunia nyata dan dunia maya,

I wanna say with deep in my heart, my big heart!

so many thank you of our friendship, bro/sis…(sam,iag,jak)

You are so beautiful life!

You are so handsome life!

You are so amazing in my life!

You are coming into my heart, my tears, my life, my way through in darkness…

You are so mean to me, yeah…just only you, my best friends…

JESUS always…

JESUS always blessed you all…

~~~~~

Sebagai murid Sekolah Minggu saya terkagum-kagum mendengar cerita tentang orang lumpuh yang diturunkan dari atap untuk disembuhkan oleh Tuhan Yesus. Bukan?

Yang saya kagumi bukanlah bagaimana ia disembuhkan, melainkan bagaimana ia dibawa ke tempat itu. Ia digotong oleh empat orang kawannya. Pasti berat menggotongnya. Rumahnya mungkin jauh dari tempat itu. Lalu ternyata tempat itu sudah dipenuhi banyak orang sehingga tidak ada lagi jalan masuk. Untunglah keempat kawannya mempunyai akal. Mereka menggotong dia naik ke atap. Kemudian mereka mengikat tilam pembaringan orang lumpuh itu dengan empat utas tali.

Sesudah itu mereka membuka atap. Lalu mereka mengulur tali itu dan menurunkan orang lumpuh itu perlahan-lahan ke lantai dasar. Pasti susah. Pasti harus berhati-hati dan seimbang. Bayangkan betapa susahnya menurunkan orang sakit yang terbaring di tilam dengan tali dari atas atap rumah.

Apa jadinya kalau salah satu utas tali itu terlalu cepat turunnya, pasti tilam itu miring dan orang itu jatuh.

Atau apa jadinya kalau salah satu utas tali itu tiba-tiba putus. Tetapi ternyata mereka berhasil. Hebat sekali!!??

Bukan main cakapnya para sahabat orang lumpuh itu.

Hebat!!

Tetapi sekarang baiklah kita lihat dulu apa yang tertulis di Markus 2: 1 – 12 tentang kejadian ini. Markus mencatat bahwa pada saat itu Tuhan Yesus sedang “memberitakan firman” (2:2), sebuah ungkapan yang sinonim dengan mengajar. Kegiatan mengajar oleh Markus jelas-jelas dibedakan dari kegiatan menyembuhkan. Dipasal sebelumnya yaitu di 1:34, dicatat bahwa Yesus sedang menyembuhkan. Lalu di 1:38 Yesus menolak bertemu dengan orang-orang yang minta penyembuhan karena Yesus mau mengajar. Kemudian di pasal 9 : 30-31 Yesus tidak mau diganggu ketika Ia sedang mengajar.

Kembali ke cerita kita. Di sini jelas bahwa Yesus sedang mengajar. Ditengah kegiatan mengajar itulah tiba-tiba terjadi gangguan yang mengejutkan. Secara tiba-tiba ada tilam diturunkan dengan tali dari atas atap. Di tilam itu terbaring seorang lumpuh. Langsung semua orang menoleh ke situ. Mereka tidak lagi memperhatikan Yesus. Pengajaran Yesus terputus dan terganggu.

Lalu apa reaksi Tuhan Yesus?

Ternyata Ia bisa menerima gangguan itu. Ia terkesima pada apa yang terjadi. Lalu Ia memberikan pujian tentang iman.

Iman siapakah yang dipuji?

Markus mencatat. “Ketika Yesus melihat iman mereka …” (2:5).

Perhatikan bentuk jamak kata mereka. Yesus memuji iman mereka.

Siapakah mereka dalam konteks ini ?

Itulah kawan-kawan orang lumpuh itu. Yesus menilai perbuatan mereka sebagai perbuatan imani. Yesus menyamakan perbuatan itu sebagai iman.

Sungguh menarik bahwa perhatian Yesus tertuju pada kawan-kawan itu. Mereka masih ada di atas atap. Mereka tidak bisa turun. Mereka menatap dan menunggu di atas. Rupanya Yesus juga langsung melihat ke atas. Yesus bisa melihat mereka. Mungkin Yesus memperhatikan wajah keempat orang itu. Mereka mungkin tampak agak takut, sebab mereka tahu bahwa mereka mengganggu Yesus yang sedang mengajar. Namun di wajah mereka juga tampak dambaan untuk belas kasih agar kawan mereka yang lumpuh itu bisa disembuhkan. Yesus menatap wajah mereka. Lalu Yesus melihat ke bawah dan menatap wajah orang lumpuh itu yang tampak cemas harap-harap dalam ketidak berdayaannya.

Sungguh beruntung orang itu. Ia mempunyai kawan-kawan.

Mereka itulah yang menggotong dia. Mereka memberi semangat dan pengharapan. Hidup terasa bermakna lagi. Tanpa kawan-kawan ini, orang lumpuh itu hanya terkulai seorang diri di rumah. Sungguh baik hati sahabat-sahabat itu.

Itulah indahnya sikap bersahabat.

Bersikap sebagai sahabat adalah karunia tersendiri.

Seorang sahabat adalah dia yang menerima kita sebagaimana adanya. Ia menyelami kelemahan kita dan rela menolong kelemahan itu; sekaligus ia mengagumi keunggulan kita dan mau memetik pelajaran dari keunggulan itu. Hanya orang yang berjiwa besar bisa bersikap bersahabat. Ia bersih dari iri dan dengki. Ia sama sekali tidak punya pikiran untuk menjegal dan menjatuhkan kita. Ia beritikad baik. Yang diinginkannya terjadi pada kita adalah hal yang terbaik untuk kepentingan kita.

Kualitas bersahabat seperti itu tidak terdapat pada tiap teman.

Kita bisa mempunyai 100 teman, namun teman yang sejati bisa dihitung dengan jari. Sampai puluhan tahun kemudian sahabat sejati seperti itu kita kenang dengan rasa berterima kasih.

Saya mengenang beberapa sahabat dari masa kecil dengan cara mengambil alih nama mereka. Pertama, ketika Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag menawarkan kemungkinan berganti nama, saya mengubah nama Hong An menjadi Andar, yaitu nama seorang sahabat masa lalu. Kedua, ketika putri kami lahir kami namai dia Atikah, juga nama seorang sahabat. Demikian juga kami namai putra kami Syarif untuk mengenang seorang sahabat.

Persahabatan memang indah!

Hal itu pasti juga dirasakan oleh orang lumpuh dalam cerita kita. Mungkin sampai puluhan tahun kemudian ia tetap mengenang mereka yang terengah-engah menggotong dia ke atas atap.

Tangan-tangan itu. Tangan-tangan yang kuat!

Tangan-tangan yang berbelas kasih. Tangan-tangan para sahabat.

Persahabatan memang mengagumkan!

Alangkah bedanya sikap bersahabat dari sikap bermusuhan.

Hidup menjadi damai oleh sikap saling bersahabat.

Kini orang lumpuh itu sehat walafiat. Ia telah menggali mujizat penyembuhan. Namun sebelum itu ia sudah mengalami sebuah mujizat yang lain, yaitu mujizat persahabatan!

(Dr. Andar Ismail)

About dianasihotang

dianasihotang TETAP dianasihotang.Moto-ku adalah BERBAGI karena dua tangan, dua mata, dua telinga, hati-akal fikiran, dan alat komunikasi, serta waktu yang ku punya sudah diberikan-NYA selama ini, kenapa tidak aku berikan dan gunakan untuk membalas kasih BAPA? Tentang diri-ku Siapakah diri-ku? Riwayat Hidup-ku? dan inilah niat BERBAGI-ku yang dipersembahkan HANYA untuk kemulian-NYA Selalu dalam salam KASIH DAMAI dari hati yang paling dalam. peace & love/~ds/dianasihotang

Posted on April 18, 2010, in BERBAGI / SHARED OUT, KRISTIANI / CHRISTIANITY, Paket Colek Alkitab / Bible Quote, Paket Sahabat / Friendship and tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink. 5 Comments.

  1. @> Japhet Krestian
    Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya, saudara-ku. Salam kenal dari dianasihotang poenya weblog.

    Dengan senang hati jika artikel ini akan dibagi kepada orang lain sehingga kemuliaan bagi-NYA akan terus ditinggikan. Silahkan, saudara-ku. Tetapi alangkah baiknya, dan tanpa mengurangi rasa hormat-ku, tolong diberikan SUMBER/TAUTAN BALIK ke Blog Berbagi ini ya.

    Semoga artikel ini dapat menginspirasi serta mencerahkan hati dan fikiran para pembacanya sehingga kita dapat berkata lebih banyak lagi kepada dunia bahwa TUHAN kita memang ada!

    Sukses selalu dalam karya & Jesus always bless you

    peace & love
    ~ds/dianasihotang

    Like

  2. Japhet Krestian

    Shalom…

    Terlalu indah…..

    Izinkan saya berbagi artikel ini dengan teman2 saya. Tuhan Memberkati.

    Like

  3. Persahabatan itu indah ….
    itulah anugerah terindah dari TUHAN buat kita …

    Like

  4. @> Paulinda
    Terimakasih atas kunjungan dan komentar serta salam kenal dari dianasihotang poenya weblog.

    Berbagi, ikut merasakan, ikut mencari jalan keluar, ikut menemai bersama sahabat (apalagi pada saat masalah pelik) akan sangat berpengaruh di dalam hati & fikiran kita. Oleh karena itu dianasihotang poenya weblog sangat menjunjung tinggi nilai persahabatan karena TIDAK ADA HARGA yang dapat melebihi dari Nilai Berbagi Bersama Sahabat itu sendiri!

    Jesus always blesses you.

    peace & love
    ~ds/dianasihotang

    Like

  5. Sebagai manusia aku pernah mengalami suatu kejadian yang menurutku merupakan beban terberat yang pernah aku alami, tetapi ketika seorang sahabat sejati datang maka bebanku dapat ku bagi bersamanya.

    Like

Leave a comment